Kamis, 22 Februari 2018



Perkenalkan, Mawar dan Jhonaidi


Usia yang tak lagi muda diimbuhi waktu-waktu, hari-hari, serta minggu-minggu dan bulan-bulan berlari dengan cepat membuat Mawar menghembuskan napas panjang di sela-sela ceramah dosen hari itu. ah iya saya lupa mengenalkan saudari Mawar kepada pembaca yang budiman. Baiklah sebut saja dia Mawar. Nama lengkapnya Mawarni Sutejo. tapi tenang dia bukan pedagang bakso boraks atawa pedagang bakso daging tikus atau pelaku bisnis prostitusi. Dee hanya mahasiswa ndeso yang dengan sangat beruntung dapat menginjakkan kakinya yang “busik” ke tanah pendidikan kota yang begitulah. 

Beserta kawan semasa SD,SMP hingga SMAnya yang juga turut beruntung namanya tertera pada pengumuman lolos SBMPTN, Jhon namanya,sedangkan  nama panjangnya Jonaidi . Dia laki-laki yang baru berhobi mandi di mana sebelumnya hanya mandi 3 hari sekali. Berambisi kuat menjadi sutradara atau lakon teater atau sering juga disebut artis kalau jaman sekarang, kalu dulu kan bintang pilem. 

Mereka berdua lagi-lagi bernasib sial atau bagaimana gitu karena masuk di jurusan yang sama di mana itu berarti sejarah pertemanan mereka hendak menginjak usia 16 tahun. “habis tak ada pilihan “ kata Mawar saat di Tanya Jessica teman  sepermainannya di kampus.  “saya sebenarnya juga sudah mual melihat wajahnya yang “ngece” itu” imbuhnya dengan ketus dan manggut-manggut. 

Di sisi lain Jhon yang sedang berkumpul merapatkan pementasan apa bulan ini tak tahu bahwa dia sedang diperbincangkan 2 dara yang tak mengharapkan kehadirannya di sela-sela mereka. Tapi dengan fasih dan sok serius dia sedang memikirkan betul negara ini sedang kenapa untuk dipentaskannya di teater kecll dan berpenonton tidak lebih dari 10 orang itu. Sedangkan Mawar yang menjadi jurnalis ala-ala di kampus tercinta sedang bermalas-malasan di kontrakan kawannya dan bercerita, namun lebih sering mendercak kagum manakala menemui hal yang tak pernah didengar atau dia sakskan di kampungnya yang “klutuk”. Atau ya kadang-kadang turut mempromosikan teaternya Jhon karena bagaimanapun Jhon adalah semacam agen peminjaman akhir bulannya untuk menghidupi nasibnya yang bengis dan tragis. 

Beberapa lakon lucu dan nganyeli dua manusia ini ingin kukisahkan setiap hari jumat. Karena di hari mulia itu biasanya perasaanku sedang dalam kondisi baik. Kisah seru seputar dunia perkampusan dan juga “perhidupan” sehari-hari akan menjadi epos yang tidak lebih bagus dari Ramayana dan mahabarata. Eh gimana ya maksudnya entahlah. Mari ditunggu saja. Saya tidak memaksa pembaca budimaners untuk membaca lo hanya pas lag gabut saja dan kalau sedang tidak mengerjakan apa-apa boleh lah membuka saluran gila ini. selamat beraktivitas njeh. Sumanggaake.

Surokarto 2222018

Jumat, 09 Februari 2018



“Perempuan”

Sembab dan hati menangis tanpa sebab
Kataku “semua ini karena masa lalu yang biadab”
Lagi, untuk kesekian kali meronta
Terbuka dan luka menganga
Bak tertabur garam di atasnya
Perih dan berkecamuk sakitnya..
Aku menelepon dengan geram
Tak jua diangkat untuk membuat tenteram
Tapi kau bilang  “tunggu dulu sampai malam”
“Aish” batinku…
Kamu meminta aku menunggu..?
Lancang kamu..
Membuat seorang perempuan menunggu
Aku bisa dengan gigih
Membuat hati dan waktumu merintih
Selama kau menunda selama itu pula kau menderita
Lalu kau menyerah
Dengan pasrah…
Lalu dengan senyum menawan
Serta rupawan
Membawaku pergi dengan angin kencang…
Meriangkan hati yang kepalang
Mentertawakan bibir yang semula semacam radang
Menarik simpul senyum yang semula hilang..
Dengan cara apapun
Kamu tetap tekun
Lantas aku yang duduk di belakangmu tertegun
Kau ini benar-benar pantas
Dan lekas membuat panas menjadi lepas
Lalu aku meminta pulang
Dan kamu memandang
Sambil berdendang
“Ah perempuanku sudah senang”
Sederhana kan perempuan ?
Timpalku dengan candaan .

Surakarta, dengan riang aku berkata. Hari pers nasional 2018.