Minggu, 09 September 2018

Solo Menawan Kenangan


Bus tingkat wisata Kota Solo sedang berkeliling melewati Pasar Gede, Jl Jenderal Sudirman, Surakarta
(Sumber foto: Dishubkominfo Surakarta)

Kota-kota selalu menawan kenangan dengan hingar bingar yang tak diperoleh di sudut jalan pedesaan, semacam kerlap-kerlip lampu, romantika kemacetan, tata bangunan yang menjulang dan artistik, atau tower-tower yang menghadang angin, ruang-ruang saji penyembuh dahaga serta  lapar yang banyak terhampar di sisi jalanan. Serta Beragam  agenda pemerintah kota yang kerap  menjadi medan magnet penawar segala kepenatan,  juga menjadi aji mumpung pedagang-pedagang kecil yang tak tertawan senyumnya meski hanya membawa rupiah seadanya.

Rumah-rumah singgah yang menjulang dengan variasi harga yang benar-benar beragam, ini sangat menyejukkan ketika tersapu mata selagi berkendara berjejalan dengan angin malam. Kita selalu punya kenangan manis dengan kota apalagi jika anak perantau macam saya ini, sudah barang tentu kota menawar kerinduan-kerinduan kecil yang dapat mematuk lamun saat diri singgah di tempat lain.

Kita semua tentu punya kesan-kesan yang berbeda perihal kota yang menjanjikan kerinduan terdalam, karena laju napas kita mengudara dan menjelajah di ruang yang berbeda.  Tapi kini saya ingin sekadar menaburkan palung-palung kerinduan saya tentang kota ini, kota yang sudah menawan kenangan selama hampir 4 tahun belakangan ini, kota tempat tumbuhnya kesadaran-kesadaran ihwal hidup, ihwal dunia yang sarat dengan kejutan, kadang menggembirakan, menakutkan juga menyedihkan. Begitulah cara kerjanya.

Solo, kota yang berdasarkan hitung-hitungan media Kompas.com menjadi 1 dari 7 kota yang nyaman dihuni di Indonesia, hitungan ini dirilis oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) melalui persepsi masyarakat. penentuan ini didasarkan oleh 27 indikator yang ditentukan.  Hasilnya Solo menjadi kota yang paling nyaman dihuni nomor dua di bawah Kota Balikpapan, lalu disusul Kota Malang, Yogyakarta, Makassar, Palembang dan Bandung.

 Saya tak heran perihal prestasi besar ini, pasalnya selama saya tinggal di Solo atau yang secara formal-Pemerintahan disebut sebagai Kota Surakarta kota ini memang memiliki situasi yang aman, damai dan tenteram.  Jarang terjadi kerusuhan atau peristiwa-peristiwa yang neko-neko.
Saat sesi pembukaan Mega Seminar Enterpreanur’s Day, Sabtu (8/9), Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo mengatakan bahwa Solo ini memang kota yang nyaman, penduduknya sangat padat, bahkan terpadat se-Jawa Tengah.

“Solo ini kota yang sangat padat, bahkan terpadat se-jawa tengah, tapi ya padatnya kalau siang, kalau malam sudah berbeda, soalnya Solo ini kan banyak rumah sakit, banyak universitas sehingga kalau siang aktivitas menjadi sangat padat dan ramai.” Ucapnya dengan nada berkelakar.
Selain itu Solo juga merupakan kota yang paling murah, dari makanan, pakaian ataupun  barang-barang lain. Bahkan uang Rp5000,- pun sudah membuat perut  kenyang. Kalau ini saya ndak bohong lo gaes, sila dicoba sendiri. Apalagi makanan di Kota Solo ini terbilang kaya akan rempah-rempah istilah lainnya adalah  tidak pelit bumbu saking tidak pelitnya bahkan manisnya kadang ndak ketulungan pun sangat beragam jenis makanannya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.

            Beralih ke sisi pariwisata, Solo ini memang kurang perihal wisata alam, bahkan bisa dihitung dengan jari jumlah destinasinya, misalnya kebun binatang Jurug yang saat setahun lalu berubah nama menjadi Taman Satwa Taru Jurug dan Taman Balekambang Solo. Namun meski begitu, Solo ini kaya dengan wisata budaya seperti tempat-tempat kerajinan batik, museum-museum, dan agenda-agenda Pemkot Solo semacam Solo Batik Carnival, Festival jenang, lampion-lampion saat Imlek dll. Inilah mengapa Solo dijuluki dengan Kota Budaya. Satu hal lagi yang menggembirakan tinggal di kota hangat ini adalah banyak toko buku dan bazar buku murah, ini adalah kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya yang fakir akan ilmu.

Begitulah sekilas perihal kota yang menawan banyak kenangan ini, tak lupa saya ingin menyelipkan sedikit aduan, barangkali Pak Walikota tersesat di belantara internet lalu membaca sepucuk kertas lusuh ini, atau jika tidak biarlah ini menumbuhkan kesadaran kita bersama. Solo memanglah menawan namun ada beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki dari Kota Batik ini, yaitu  perihal sampah, saya kerap menjumpai begitu banyak sampah di aliran sungai, apalagi kalau musim kemarau begini aduh, terlihat betul aneka sampah yang terlempar ke sungai.  Ini patut menjadi perhatian pemerintah, karena jika terlalu lama dibiarkan bisa berdampak fatal, selain banjir juga dapat menjadi sarang penyakit, pun tidak enak dipandang apalagi dicium. Ehh ehh.
           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar