Solo Menawan Kenangan
Bus tingkat wisata Kota Solo sedang berkeliling melewati
Pasar Gede, Jl Jenderal Sudirman, Surakarta
(Sumber foto: Dishubkominfo Surakarta)
Kota-kota
selalu menawan kenangan dengan hingar bingar yang tak diperoleh di sudut jalan
pedesaan, semacam kerlap-kerlip lampu, romantika kemacetan, tata bangunan yang
menjulang dan artistik, atau tower-tower yang menghadang angin, ruang-ruang
saji penyembuh dahaga serta lapar yang
banyak terhampar di sisi jalanan. Serta Beragam agenda pemerintah kota yang kerap menjadi medan magnet penawar segala kepenatan,
juga menjadi aji mumpung
pedagang-pedagang kecil yang tak tertawan senyumnya meski hanya membawa rupiah
seadanya.
Rumah-rumah
singgah yang menjulang dengan variasi harga yang benar-benar beragam, ini
sangat menyejukkan ketika tersapu mata selagi berkendara berjejalan dengan
angin malam. Kita selalu punya kenangan manis dengan kota apalagi jika anak
perantau macam saya ini, sudah barang tentu kota menawar kerinduan-kerinduan
kecil yang dapat mematuk lamun saat diri singgah di tempat lain.
Kita
semua tentu punya kesan-kesan yang berbeda perihal kota yang menjanjikan
kerinduan terdalam, karena laju napas kita mengudara dan menjelajah di ruang
yang berbeda. Tapi kini saya ingin
sekadar menaburkan palung-palung kerinduan saya tentang kota ini, kota yang
sudah menawan kenangan selama hampir 4 tahun belakangan ini, kota tempat
tumbuhnya kesadaran-kesadaran ihwal hidup, ihwal dunia yang sarat dengan
kejutan, kadang menggembirakan, menakutkan juga menyedihkan. Begitulah cara
kerjanya.
Solo,
kota yang berdasarkan hitung-hitungan media Kompas.com menjadi 1 dari 7 kota
yang nyaman dihuni di Indonesia, hitungan ini dirilis oleh Ikatan Ahli
Perencanaan (IAP) melalui persepsi masyarakat. penentuan ini didasarkan oleh 27
indikator yang ditentukan. Hasilnya Solo
menjadi kota yang paling nyaman dihuni nomor dua di bawah Kota Balikpapan, lalu
disusul Kota Malang, Yogyakarta, Makassar, Palembang dan Bandung.
Saya tak heran perihal prestasi besar ini,
pasalnya selama saya tinggal di Solo atau yang secara formal-Pemerintahan disebut
sebagai Kota Surakarta kota ini memang memiliki situasi yang aman, damai dan
tenteram. Jarang terjadi kerusuhan atau
peristiwa-peristiwa yang neko-neko.
Saat
sesi pembukaan Mega Seminar Enterpreanur’s Day, Sabtu (8/9), Wakil Walikota Solo
Achmad Purnomo mengatakan bahwa Solo ini memang kota yang nyaman, penduduknya sangat
padat, bahkan terpadat se-Jawa Tengah.
“Solo
ini kota yang sangat padat, bahkan terpadat se-jawa tengah, tapi ya padatnya
kalau siang, kalau malam sudah berbeda, soalnya Solo ini kan banyak rumah
sakit, banyak universitas sehingga kalau siang aktivitas menjadi sangat padat
dan ramai.” Ucapnya dengan nada berkelakar.
Selain
itu Solo juga merupakan kota yang paling murah, dari makanan, pakaian ataupun barang-barang lain. Bahkan uang Rp5000,- pun
sudah membuat perut kenyang. Kalau ini saya
ndak bohong lo gaes, sila dicoba
sendiri. Apalagi makanan di Kota Solo ini terbilang kaya akan rempah-rempah
istilah lainnya adalah tidak pelit bumbu
saking tidak pelitnya bahkan manisnya kadang ndak ketulungan pun sangat beragam jenis makanannya. Maka nikmat
Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.
Beralih ke sisi pariwisata, Solo ini memang kurang
perihal wisata alam, bahkan bisa dihitung dengan jari jumlah destinasinya,
misalnya kebun binatang Jurug yang saat setahun lalu berubah nama menjadi Taman
Satwa Taru Jurug dan Taman Balekambang Solo. Namun meski begitu, Solo ini kaya
dengan wisata budaya seperti tempat-tempat kerajinan batik, museum-museum, dan
agenda-agenda Pemkot Solo semacam Solo Batik Carnival, Festival jenang, lampion-lampion
saat Imlek dll. Inilah mengapa Solo dijuluki dengan Kota Budaya. Satu hal lagi
yang menggembirakan tinggal di kota hangat ini adalah banyak toko buku dan bazar
buku murah, ini adalah kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya yang
fakir akan ilmu.
Begitulah
sekilas perihal kota yang menawan banyak kenangan ini, tak lupa saya ingin
menyelipkan sedikit aduan, barangkali Pak Walikota tersesat di belantara
internet lalu membaca sepucuk kertas lusuh ini, atau jika tidak biarlah ini
menumbuhkan kesadaran kita bersama. Solo memanglah menawan namun ada beberapa
hal yang mungkin perlu diperbaiki dari Kota Batik ini, yaitu perihal sampah, saya kerap menjumpai begitu
banyak sampah di aliran sungai, apalagi kalau musim kemarau begini aduh,
terlihat betul aneka sampah yang terlempar ke sungai. Ini patut menjadi perhatian pemerintah,
karena jika terlalu lama dibiarkan bisa berdampak fatal, selain banjir juga
dapat menjadi sarang penyakit, pun tidak enak dipandang apalagi dicium. Ehh ehh.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar