Jumat, 07 September 2018


Korupsi Yang Malang


Karikatur Investor Daily 12 Februari 2014 


Ini hanya kelakar, bukan bahan untuk diseriusi, hanya jodohmu yang pantas diseriusi, baiknya membaca ini sambil menyeruput kopi sambil menghirup udara pagi. Baiklah selamat menikmati hidangan wahai para pembaca.

Jadi, Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan dengan berita yang ya sebenarnya sudah bersenggama setiap waktu di telinga kita. Korupsi. Lagi-lagi korupsi menjamur, bahkan sampai melahap  41 dari 45 anggota DPRD kota Malang. Ini fantastis seharusnya tercetak di rekor muri. 

Saya tak tahu betapa terlukanya warga Malang yang mendengar pemerintahnya berbuat demikian, atas dalih apapun korupsi adalah tindakan yang salah dan tidak manusiawi, mereka memakan, mengambil yang bukan hak mereka dan itu tidak benar dalam undang-undang manapun. Rakyat  tentu akan terluka berat.

Saya juga tak tahu mengapa dunia perkorupsian tak henti-hentinya menelurkan generasi.  Tapi sungguh jemaah korupsi ini bikin saya “melongo gaes”. Bahkan ada lo rakyat yang mungkin setiap malam kelaparan, kekurangan dalam hal ekonomi , mati-matian cari rejeki, buat bayar pajak dan setelah sampai atas la kok buat “bancaan” . Kan ya lara gaes.

Saya bahkan sempat membuat ide gimana ya kalau  misalnya gaji pemerintah itu setara sama rakyat, oya betewe gaji mereka besar lo gaes.  Dihimpun dari detik.com gaji mereka, jika mengacu pada PP No 18 tahun 2017 tentang hak keuangan DPRD, Gaji ketua DPRD sebesar Rp 341. 798.00, Wakil ketua Rp 299.902.000, Anggota DPRD sebesar Rp 238.227.000 semua terhitung dalam satu tahun dan belum termasuk tunjangan lain. Saya tak tahu mengapa besaran besar ini terlihat kecil, buktinya mereka masih kreatif mencari sumber lain.

Penyebab jemaah korupsi ini menurut saya karena kurangnya integritas daripada anggota DPRD sekalian, sehingga jika suatu negeri dalam angan-angan atau cerita pendek saya, saya ingin menggaji mereka sesuai UMR, toh mereka juga wakil rakyat to? Hehe, tentu yang melamar jadi politikus adalah seseorang yang berhati besar dan benar-benar ingin jadi wakil rakyat, bukan semata-mata cari uang. Tapi sekali lagi, ini Cuma seandainya, seandainya itu andai-andai yang belum tentu jadi nyata dan ini andai-andai yang sangat konyol, sudah barang tentu ditentang banyak pihak.

Ahya begitulah gaes, tapi meski begitu kita tak pantas menyebarkan kebencian, berprasangka baik saja mungkin mereka sedang main monopoli-monopolian dan secara kebetulan monopolinya keblabasan lalu dihembus oleh KPK. Eh bukan-bukan maksud saya mungkin mereka sedang khilaf  Dan saya yakin seyakin-yakinnya di luar sana masih banyak politikus yang berintegritas, jujur dan memiliki prinsip. Jadi ya sudah. Kita buka kesadaran masing-masing, mengambil hikmah dari kejadian ini. “Tangilah gaes tangilah”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar