Korupsi
Yang Malang
Karikatur Investor Daily 12 Februari 2014
Ini hanya kelakar, bukan bahan untuk
diseriusi, hanya jodohmu yang pantas diseriusi, baiknya membaca ini sambil
menyeruput kopi sambil menghirup udara pagi. Baiklah selamat menikmati hidangan
wahai para pembaca.
Jadi, Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan
dengan berita yang ya sebenarnya sudah bersenggama setiap waktu di telinga
kita. Korupsi. Lagi-lagi korupsi menjamur, bahkan sampai melahap 41 dari 45 anggota DPRD kota Malang. Ini fantastis
seharusnya tercetak di rekor muri.
Saya tak tahu betapa terlukanya warga
Malang yang mendengar pemerintahnya berbuat demikian, atas dalih apapun korupsi
adalah tindakan yang salah dan tidak manusiawi, mereka memakan, mengambil yang
bukan hak mereka dan itu tidak benar dalam undang-undang manapun. Rakyat tentu akan terluka berat.
Saya juga tak tahu mengapa dunia
perkorupsian tak henti-hentinya menelurkan generasi. Tapi sungguh jemaah korupsi ini bikin saya “melongo
gaes”. Bahkan ada lo rakyat yang mungkin setiap malam kelaparan, kekurangan
dalam hal ekonomi , mati-matian cari rejeki, buat bayar pajak dan setelah
sampai atas la kok buat “bancaan” . Kan ya lara gaes.
Saya bahkan sempat membuat ide gimana
ya kalau misalnya gaji pemerintah itu
setara sama rakyat, oya betewe gaji mereka besar lo gaes. Dihimpun dari detik.com gaji mereka, jika
mengacu pada PP No 18 tahun 2017 tentang hak keuangan DPRD, Gaji ketua DPRD
sebesar Rp 341. 798.00, Wakil ketua Rp 299.902.000, Anggota DPRD sebesar Rp
238.227.000 semua terhitung dalam satu tahun dan belum termasuk tunjangan lain.
Saya tak tahu mengapa besaran besar ini terlihat kecil, buktinya mereka masih
kreatif mencari sumber lain.
Penyebab jemaah korupsi ini menurut saya
karena kurangnya integritas daripada anggota DPRD sekalian, sehingga jika suatu
negeri dalam angan-angan atau cerita pendek saya, saya ingin menggaji mereka
sesuai UMR, toh mereka juga wakil rakyat to? Hehe, tentu yang melamar jadi
politikus adalah seseorang yang berhati besar dan benar-benar ingin jadi wakil
rakyat, bukan semata-mata cari uang. Tapi sekali lagi, ini Cuma seandainya,
seandainya itu andai-andai yang belum tentu jadi nyata dan ini andai-andai yang
sangat konyol, sudah barang tentu ditentang banyak pihak.
Ahya begitulah gaes, tapi meski begitu
kita tak pantas menyebarkan kebencian, berprasangka baik saja mungkin mereka
sedang main monopoli-monopolian dan secara kebetulan monopolinya keblabasan
lalu dihembus oleh KPK. Eh bukan-bukan maksud saya mungkin mereka sedang khilaf Dan saya yakin seyakin-yakinnya di luar sana
masih banyak politikus yang berintegritas, jujur dan memiliki prinsip. Jadi ya
sudah. Kita buka kesadaran masing-masing, mengambil hikmah dari kejadian ini. “Tangilah
gaes tangilah”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar