Kamis, 07 November 2019

Obrolan Malam


Obrolan Malam


Aku tak tahu mengapa malam kerap menghadirkan kegelisahan semacam ini. Rasa sepi yang muncul pada waktu petang ini kadang menciptakan ruang untuk berdialektika dengan diri sendiri. Kadangkala obrolan kami seputar kepayahan atau kekhawatiran-kekhawatiran wajar yang timbul dari naik turunnya fase hidup, kadang bisa juga seputar hal-hal konyol yang patut disesali juga kebahagiaan-kebahagiaan yang muncul dari rasa syukur.

Dialektika yang seringkali menumbuhkan keresahan ini adalah upaya yang baik untuk mengenal diri sendiri. Sama seperti saat kita bercermin yang mana pada saat itulah kita berusaha memastikan bahwa diri kita ini baik, ya minimal pantas dipandang orang, tapi dalam proses bercermin itu kadang kita menemukan titik yang membuat kita tidak percaya diri dan hal spontan yang akan kita lakukan adalah berusaha memperbaikinya. 

Proses itu hanyalah dari sisi tampilan yang mana seringkali kita agung-agungkan, padahal ada hal yang jauh lebih penting untuk terus kita perbaiki yaitu hal yang ada dalam diri kita, mencakup mental dan pikiran. Karena dari dua hal inilah kita mampu melahirkan cara bersikap hingga menghasilkan keputusan-keputusan yang tepat. 

Ada hal yang sangat kusesali di masa lalu entah cara berpikirku, cara bersikapku hingga keputusan-keputusan yang aku ambil. Penyesalan itu masih saja membuatku duduk lama dan bercermin. Melalui ingatan yang tersisa, aku  kerap memutar ulang kesalahanku hingga membuatku bertanya pada diriku sendiri, juga menertawai kekonyolan yang kubuat di masa dulu, namun tentu aku juga merasakan sakit yang sama tapi setelah prosesi itu selesai aku cukup tenang dan membuatku memiliki banyak pertimbangan agar tak membuat kegaduhan yang sama. 

Sama seperti kita yang terluka atas ucapan orang, yang mana dari luka-luka itu membuat kita jauh lebih berhati-hati saat berbicara dengan orang. Kupikir ini adalah dampak baik bercermin. Membuat kita lebih banyak pertimbangan untuk tak mengulang kesalahan yang kita lakukan, maupun yang kita lihat, serta yang kita dengar kepada orang lain. Manusia memang tak ada yang sempurna, tapi kalau kita terjebak dalam kesalahan yang sama itu agak keterlaluan. 

Aku sungguh bingung ingin bercerita mengenai apa, ini hanyalah pembuka, lain kali aku akan lebih sering menulis. Selamat malam, mari bercermin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar